🏈 Cerita Rakyat Dari Maluku Tenggara

Pattianakotta Marco Dhyllan (2017) Kisah Nen Te Idar : cerita rakyat dari Maluku. Kantor Bahasa Maluku, Maluku. ISBN 978-602-50294-1-7 Pattikayhatu, Erwin Bravor (2017) Hikayat Pattiyawaello : pemimpin Henakahu di Pulau Nusa Laut dan kapitan raksasa matahaa. Kantor Bahasa Maluku, Maluku. ISBN 978-602-50294-4-8 A Letak Kerajaan. Secara geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island". Padasuatu hari, Ta Ina Luhu berhasil mengelabui tentara Belanda dan kabur dari Ambon. Ia berlari dan terus berlari hingga akhirnya tiba di sebuah kerajaan bernama Soya. Beruntungnya, tak hanya disambut dengan hangat, tetapi ia juga diperlakukan dengan baik di sana . Dirinya sudah dianggap sebagai saudara sendiri di tempat tersebut. Julukantersebut memang pantas disematkan pada desa yang satu ini karena keelokan panoramanya yang lahir dari rahim alam dan diberkahi oleh para malaikat. Adalah Desa Wisata Ngilngof yang memiliki banyak potensi wisata, baik wisata alam maupun wisata religi yang ada di tengah-tengah. Telpon : +62812 - 4709 - 0090. Hereis the story. In the time of Dutch occupation in Indonesian Archipelago, there was a kingdom called Luhu. The kingdom was situated in Seram Island, Maluku. Luhu was a kingdom rich in clove yields. The thinly populated kingdom was ruled by King Gimelaha Luhu Tuban, more famously known as King Luhu. Tulisanini menceritakan perjalanan panjang warga Aru, bersama-sama para aktivis, mahasiswa, tokoh agama sampai akademisi berjuang melepaskan kepulauan di Maluku ini dari jerat investasi Menara Group. Cerita ini terbit bersama dengan The Gecko Project dengan dukungan tambahan dari Earthsight. Kepualauan Aru kaya keragamanan hayati. Flora dan fauna di Aru justru lebih mirip dengan [] Harapanbesar masyarakat Maluku generasi ini dan generasi berikutnya ada di pundak mereka saat ini. Rakyat juga mengandung arti bahwa kekayaan SDA anugerah Tuhan itu haruslah dinikmati sepanjang generasi negara ini. Bukan hanya pada generasi tertentu, lalu generasi berikutnya hanyalah mengetahui dari cerita atau pustaka. Tari Batunganga, sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk ke dalam batu. * Nusa Tenggara Timur: Lopo * Maluku : Balieu (dari bahasa Portugis) Tarian Tarian Pakarena di pulau Selayar di masa Hindia Belanda * Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog * Bali: Kecak, Barong Langgur Dinas Kebudayaan Kabupaten Maluku Tenggara (Dikbud Malra) mendukung pelaksanaan "tea bel" atau yang sering dikenal dengan panas pela, antara Ohoi Waur dengan Ohoi Feer Rahangiar, dan Ohoi Waur dengan Ohoi Duroa. "Tea bel" merupakan hubungan persaudaraan antara lebih dari satu komunitas masyarakat adat di Kepulauan Kei. MalukuBarat Daya dengan Ibukota di Kota Tiakur, pesisir barat Pulau Moa, Kepulauan Leti Moa Lakor ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Kuliner dari Kota Tiakur ini sangatlah tersohor dan unik dari daerah lainnya yaitu olahan dari kerbau. Dendeng daging kerbau mungkin masih agak terbilang asing namun tidak bagi Hasilpenelusuran sementara, diyakini nenek moyang Suku Kei datang dari Desa Pedawa. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Drs. Gede Komang, M.Si. mengatakan para peneliti dari Maluku Tenggara sangat yakin dan percaya bahwa asal usul mereka berasal dari Pedawa. TariPendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang eWjo. Jumlah Pengunjung 23,566 Cerita Rakyat Maluku, kini kembali mulai banyak didengarkan kepada para generasi muda warga Maluku agar cerita rakyat daerah mereka tidak terlupakan oleh zaman. Cerita rakyat Maluku termasuk Maluku Utara konon merupakan legenda atau cerita kuno yang sakral dan mistis. Selain itu, juga mencerminkan budaya, adat, dan kehidupan masa lampau masyarakat Maluku dan Maluku Utara. Berikut ini adalah 6 cerita rakyat Maluku yang paling terkenal yang biasa diceritakan 1. Cerita Nenek Luhu Cerita Nenek Luhu – foto youtube QJP OFFICIAL Cerita Rakyat Maluku yang Paling Terkenal yang pertama adalah erita tentang Nenek Luhu. Konon Pada jaman dahulu kala ada seorang tokoh yang hilang secara misterius bernama Nenek Luhu. Maluku pada jaman Belanda diperintah oleh Raja bernama Raja Gimelaha Luhu Tuban atau dikenal dengan nama Raja Luhu. Pada suatu ketika kekayaan Negeri Luhu didengar oleh penjajah Belanda dan merekapun menyerang negeri ini. Semua keluarga dan rakyat tewas, hanya satu orang yang selamat yaitu Putri raja, Ta Ina Luhu. Namun, Ta Ina Luhu dibawa ke Ambon dan dijadikan istri oleh panglima perang Belanda. Ia sempat diperkosa hingga akhirnya melarikan diri dan sampai di kerajaan Soya. Di sini Ta Ina Luhu hamil dan kemudian meninggalkan kerajaan ini juga. Sampailah ia di puncak gunung, namun ternyata Ta Ina Luhu dikejar oleh pasukan dari negeri Soya. Ketika ia hendak naik kuda, pasukan negeri Soya hendak menariknya, tapi secara gaib Ta Ina Luhu menghilang. Menurut kepercayaan masyarakat Ambon, makhluk halus yang suka menculik anak-anak adalah jelmaan dari Ta Ina Luhu. Hingga saat ini Ta Ina Luhu dikenal dengan nama Nenek Luhu. 2. Cerita Si Rusa dan Si Kulomang Si Rusa dan Si Kulomang – foto Cerita Rakyat Maluku yang Paling Terkenal selanjutnya adalahCerita si Rusa dan si Kulomang. Diceritakan Pada jaman dahulu di Kepulauan Aru hidup sekelompok Rusa yang sangat berkuasa. Kemudian, pemimpin Rusa mengajak Kulomang siput adu lari. Taruhan pertandingannya adalah tempat tinggal si siput di laut. Pertandingan dimulai Rusa berlari dengan sangat cepat. Dalam waktu singkat ia sudah tiba di ujung tanjung yang pertama. Ia pun tertawa terpingkal-pingkal membayangkan Kulomang yang tertinggal jauh darinya. Tiba-tiba, Rusa mendengar suara Kulomang yang mengatakan bahwa ia sedang di belakang Rusa. Rusa sempat beristirahat di ujung Tanjung, tetapi lagi-lagi si Kulomang mengatakan bahwa ia sudah ada di belakang rusa. Rusa berlari sekuat tenaga menuju tanjung-tanjung berikutnya dan tanpa henti. Sebab, berlari terlalu kencang Rusa pun kelelahan, dadanya sesak dan tersungkur kecapaian, hingga akhirnya tak bernapas lagi. Akhir kisah pemenangnya adalah Kulomang yang bekerja sama dengan teman-temannya. 3. Asal Mula Telaga Biru Asal Mula Telaga Biru – foto youtube Dongeng Kita, Asal Mula Telaga Biru juga termasuk Cerita Rakyat Maluku yang Paling Terkenal dan masih sering diceritakan. Di wilayah Gelela, Lisawa, daerah Halmahera Maluku Utara ada sebuah telaga. Dahulunya telaga ini mata airnya berair jernih dan berkilau berwarna biru Setiap daun jatuh di sekitar telaga, daun tersebut seperti dihisap oleh bebatuan, sehingga sekitar telaga tetap terlihat bersih. Suatu ketika kekeringan melanda Galela selama berbulan-bulan lamanya. Namun, pada suatu hari mereka dikejutkan dengan keluarnya air dari sela bebatuan yang terbentuk dari pembekuan lahar panas. Air itu terus mengalir dan membentuk sebuah telaga. Letak telaga ini tepat di bawah sebuah pohon beringin yang sangat rimbun. Keanehan yang terjadi ini membuat para penduduk melakukan sebuah ritual. Singkat cerita, konon ada sepasang kekasih yang berjanji untuk sehidup semati. Mereka bernama Mojojaru dan Magohiduruu. Pada suatu hari Magohiduruu pergi merantau ke negeri seberang. Majojaru menanti dengan setia dan cemas, hampir satu tahun Magohiduruu tidak kembali Air mata Mojojaru mengalir sangat deras hingga menggenang dan menenggelamkan bebatuan yang ada di sekitar pohon beringin. Pada akhirnya, Mojojaru tenggelam oleh air matanya. Saat itu juga, langsung terbentuk sebuah telaga dan airnya sebening mata wanita-wanita Lisawa. 4. Cerita Rakyat Batu Badaong Cerita Rakyat Batu Badaong – foto jelmacom Cerita Rakyat Maluku yang Paling Terkenal lainnya adalah cerita batu badaong. Di jaman dahulu kala tepatnya di daerah Tobelo hiduplah sebuah keluarga nelayan di rumah yang berdinding daun Rumbia. Pada suatu hari ayah mereka pergi melaut, dan ibu mereka pergi berkebun. Sebelum ibu mereka pergi, dia berpesan kepada O Bia Moloku dan O Bia Mokara untuk tidak memakan telur ikan yang ada di dapur. Karena merasa kelaparan O Bia Moloku memberikan telur ikan tersebut kepada adiknya O Bia Mikara. Tak lama kemudian ibunya pulang dari berkebun dan kaget melihat telur ikan di dapur habis. Ibu mereka sangat kecewa karena telah melanggar aturan dan pasti suaminya tidak akan selamat di lautan. Ibu mereka melarikan diri ke pesisir pantai sambil menggendong O Bia Mokara, O Bia Moloku mengejar ibunya sambil memanggilnya. Namun, ibunya masuk ke dalam laut yang ada batu besarnya. Bebatuan yang besar itu pun menutup sendiri dan lalu menelan ibu beserta adiknya O Bia Mokara di lautan. 5. Cerita Nen Te Idar Cerita Nen Te Idar Cerita rakyat Nen Te Idar adalah sebuah cerita yang hidup dalam masyarakat Kepulauan Kei di Provinsi Maluku. Mengisahkan tentang Danau Ablel yang menjadi sumber air dan objek wisata adalah sebuah situs yang terhubung dengan legenda Nen Te Idar. Kisah ini sarat dengan pesan-pesan moral. Isi cerita mengenai etika sopan-santun, dan juga adat-istiadat. Nilai-nilai itu merupakan satu-kesatuan nilai yang penting dan utama bagi penumbuhan dan pengembangan budi pekerti, terutama bagi pembaca berusia muda. 6. Legenda Fatu Loi Cerita tentang Kai Amang Legenda Fatu Loi adalah Cerita Rakyat Maluku yang Paling Terkenal yang berasal dari Kabupaten Maluku Barat Daya. Cerita rakyat Maluku ini berkisah tentang seorang Kapitan bernama Kai Amang yang tinggal bersama pasukannya bala di wilayah Fafi Mate kawasan itu berada di Desa Arwala Sebagai seoreang Kekesatriannya cukup tersohor kala itu. Sayangnya, ia belum berumah tangga karena aktivitasnya hanya berperang bila ada yang meminta bantuannya. Kehidupan kala itu mengisahkan hewan dapat berkomunikasi layaknya manusia bahkan hewan dapat berkomunikasi dengan manusia. Dikisahkan suatu hari ada salah satu bawahan Kai Amang pergi mengunjungi bubu yang dipasang mereka. Hari pertama diperiksa, bubu masih kosong. Hari kedua pun demikian. Pada hari ketiga, hanya ada seekor ikan jenis tir anang Dan Pada saat ia akan menusuk ikan yang terperangkap dalam bubu itu, ternyat aikan itu bisa bicara dan singkat cerita akhirnya terjadi komunikasi dan perjanjian keduanya. Ternyata ikan itu membawa sehelai rambut dari seorang wanita di sebrang wetar yang ternyata akan menjadi calon istri Kai Amang. 23/11/2021Ada sebuah desa bernama Adodo berada di Pulau Fordata, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Alkisah, di desa Adodo itu hiduplah sebuah keluarga bangsawan dari marga Werluka. Suami istri itu memiliki seorang anak laki-laki bernama Tameru dan seorang anak perempuan bernama Inkelu. Sesuai adat istiadat di desa Adodo, seorang anak perempuan bangsawan tidak boleh keluar rumah sampai ia berusia dewasa. Inkelu pun demikian. Menurut cerita, Inkelu adalah gadis yang sangat cantik. Meskipun begitu, belum ada warga desa yang pernah melihat wajahnya. Suatu hari, ketika Inkelu menginjak usia lima belas tahun, ia mengajukan permohonan kepada ayahnya. "Ayah, aku ingin sekali pergi ke pantai. Bukankan aku sudah cukup dewasa untuk dapat keluar rumah?" bujuk Inkelu. "Apa yang kau katakan? Usiamu baru lima belas tahun. Kau belum cukup dewasa untuk keluar rumah! Nanti saja ketika usiamu tujuh belas tahun," sanggah si ibu. "Tapi, aku pikir Inkelu sudah dapat menjaga dirinya sendiri," kata ayahnya. "Tapi, ingatlah Inkelu, kau tidak boleh keluar rumah sendirian. Kau harus pergi ditemani para pelayan," pesan si ayah. "Baiklah, aku akan menjaga diri dan membawa para pelayan untuk menemaniku pergi ke pantai," ucap Inkelu bahagia. Sebelum pergi, Inkelu berpesan kepada ketujuh pelayannya untuk tidak lupa membawa bekal dan bakul-bakul kosong. Bakul itu akan ia gunakan untuk wadah kerang-kerang ataupun kepiting yang akan ditangkapnya di laut. Tidak berapa lama, pergilah Inkelu bersama tujuh pelayannya ke pantai sambil membawa bakul-bakul kosong. Ia sangat bahagia bisa keluar rumah. Wajahnya berseri-seri. Inkelu berlarian menangkap kerang-kerang dan kepiting. Para pelayan pun tampak bahagia menemani Inkelu. Tidak terasa, beberapa bakul sudah terisi penuh dengan kepiting dan kerang. "Aku pikir kerang-kerang dan kepiting di sini sudah habis. Sebaiknya kita mencari tempat lain. Pergilah kalian ke timur. Aku akan pergi ke barat mencari kerang," ucap Inkelu kepada para pelayannya. "Tapi, Tuan Putri tidak boleh pergi sendirian. Biarlah salah satu dari kami menemani Tuan Putri," ucap salah seorang pelayan. "Sudahlah. Aku sudah dewasa untuk bisa menjaga diri sendiri. Kalian tidak perlu terlalu mengkhawatirkan aku. Kalian bersenang-senanglah. Nanti, setelah sore, kita berkumpul lagi di sini," perintah Inkelu. "Tapi, Tuan Putri...," sahut pelayan lainnya. "Tidak ada tapi-tapi. Sudahlah, aku ingin sendirian. Kita akan berkumpul kembali di sini," potong Inkelu. Meskipun para pelayan itu tidak ingin meninggalkan tuannya, mereka tidak dapat membantah keinginan Inkelu. Akhirnya, mereka melakukan perintah Inkelu dengan membiarkan Inkelu bermain sendirian di barat, sedangkan mereka pergi ke timur. Inkelu sangat senang bisa menikmati keindahan pantai sendirian tanpa ditemani para pelayan. Tanpa terasa, ia telah terpisah jauh dengan para pelayannya. Inkelu kemudian mencari-cari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat sebuah batu besar datar yang letaknya agak ke tengah laut. Ia pun pergi ke batu itu dan beristirahat di atasnya. Tubuhnya terasa lelah setelah seharian berlari dan membungkuk mencari kerang serta kepiting. Inkelu berbaring di atas batu besar yang hangat terkena pancaran sinar matahari. Entah dari mana, tiba-tiba saja di hadapannya sudah ada seorang pemuda yang sangat tampan. Selain ayah dan kakak lelakinya, ia tidak pernah bertemu dengan laki-laki manapun. Inkelu sangat bahagia bercakap-cakap dengan lelaki asing itu. Walaupun baru kenal saat itu, mereka sudah terlihat sangat akrab. Inkelu terkejut lagi ketika pemuda tampan yang baru ditemuinya itu tiba-tiba menghilang. Karena sudah seharian bermain di pantai, perutnya mulai terasa lapar. Ia pun pergi ke tempat ia berjanji bertemu dengan para pelayannya. Ternyata, di sana para pelayannya sudah menunggu dengan hati cemas. "Apa kalian tidak lapar?" tanya Inkelu. "Kami memang lapar. Tapi kami tidak berani untuk makan lebih dulu sedangkan Tuan Putri belum tiba," sahut pelayannya. "Kalau kalian lapar, sebaiknya kalian makan lebih dulu. Ya sudah, ayo kita makan bersama!" ucap Inkelu. Inkelu dan para pelayannya kemudian saling bertukar cerita tentang apa yang mereka alami selama bermain di pantai. Namun, Inkelu tidak pernah mengatakan kepada siapa pun tentang pertemuannya dengan pemuda tampan di pantai. Semenjak pertemuannya dengan pemuda asing di pantai, Inkelu merasakan ada yang aneh dalam tubuhnya. Meskipun demikian, ia tidak menceritakan kejadian yang dialaminya bersama pemuda itu kepada siapa pun. Namun, sepulang dari pantai, ia tampak murung dan lebih pendiam. Orangtuanya tidak mengetahui apa yang sebenarnya menimpa buah hati mereka. Setiap pertanyaan yang dilontarkan kedua orangtuanya, Inkelu lebih senang untuk bungkam. Karena merasa heran dengan tingkah laku anaknya, bangsawan itu menanyakan kepada pelayan Inkelu apa sebenarnya yang terjadi di pantai. Tapi, tidak seorang pun dari mereka yang tahu penyebab perubahan sikap Inkelu. Tiga bulan telah berlalu. Betapa terkejutnya orangtua Inkelu ketika mengetahui putri tercintanya telah hamil. Kedua orangtua itu sangat bingung, bagaimana mungkin putrinya yang belum menikah dan selalu berada dalam pengawasan mereka tiba-tiba hamil. Mereka ingat, satu-satunya waktu di luar pengawasan mereka adalah ketika Inkelu pergi ke pantai. Tapi, berkali-kali ditanya siapa lelaki yang telah kurang ajar kepada Inkelu, berkali-kali pula Inkelu hanya diam tidak menjawab sepatah kata pun. "Kurang ajar. Siapa laki-laki kurang ajar yang berani menghamili putriku?" tanya ayah Inkelu. Berita kehamilan Inkelu telah menyebar dengan cepat. Entah siapa yang membongkar aib itu, tetapi seluruh penduduk desa telah mengetahui bahwa Inkelu telah hamil. Betapa malunya keluarga bangsawan itu. Akhirnya, untuk menebus rasa malu, Inkelu dihukum tidak boleh tidur di kamar. Hal ini dilakukan untuk mendesak agar Inkelu mau berterus terang siapa pemuda yang telah menghamilinya. Tapi, rencana itu ternyata tidak berhasil juga. Bulan berganti bulan. Inkelu pun melahirkan anaknya. Namun, betapa terkejutnya ketika bayi yang lahir dari Inkelu bukanlah anak manusia, melainkan seekor anak hiu berwarna putih. Berita itu kemudian menyebar ke seluruh desa. Namun, ada hal yang aneh pada bayi hiu itu ketika diletakkan di dalam air, ia tidak mau tengkurap seperti layaknya ikan. Bayi hiu itu tetap pada posisinya yang terbaring dengan perut menghadap ke atas. Kemudian, ayah Inkelu bermusyawarah dengan para tetua desa. Akhirnya, disepakatilah untuk mengumpulkan semua pria di daerah itu dan menyelidiki siapa ayah dari bayi hiu itu. Namun, usahanya sia-sia saja. Jejak pemuda itu tidak ditemukan. Lalu, ayah Inkelu memanggil seorang dukun untuk menyelidikinya. Setelah sekian lama didesak, akhirnya Inkelu terpaksa membuka mulutnya. Ia menceritakan tentang pertemuannya dengan seorang pemuda di pantai setahun yang lalu. "Hmm...kalau begitu berarti pemuda itu adalah makhluk halus. Kau pasti sudah menghirup napasnya. Inilah yang menyebabkan kau hamil," ucap sang dukun. Atas petunjuk Inkelu, pergilah para penduduk desa ke batu datar tempatnya beristirahat setahun yang lalu. Benar saja, ketika bayi hiu itu diletakkan ke dalam air dekat batu datar, hiu kecil itu dapat membalikkan badannya dan dapat berenang dengan normal seperti ikan pada umumnya. "Berarti benar, ayah bayi hiu ini berada di tempat ini," ucap sang dukun. Semua penduduk mengangguk-angguk. Tidak ada lagi dari mereka yang mencemooh Inkelu. Para penduduk desa justru merasa kasihan kepada Inkelu karena kemalangannya itu. Malam harinya, Tameru, kakak kandung Inkelu bermimpi bertemu dengan ikan hiu kecil kemenakannya. "Paman Tameru, tahun depan aku akan berumur satu tahun. Pada hari itu, aku harap paman datang ke dekat batu datar di pantai karena di situlah rumahku. Tapi, jangan lupa paman harus membawa sepiring nasi putih dan kuning telur rebus sebutir. Setelah itu, taburkanlah di sana sambil memanggilku. Ingatlah, yang memasak nasi itu harus Ni Lohat Ra adik perempuan nenek tidak boleh digantikan oleh siapapun. Paman harus datang sendiri atau boleh ditemani seorang saudara laki-laki yang masih ada hubungan kekerabatan. Tidak boleh ada wanita yang datang apalagi wanita hamil," pesan hiu kecil itu dalam mimpi. Setahun kemudian, Tameru memenuhi pesan hiu kecil kemenakannya. Ia melaksanakan semua pesan yang ada dalam mimpinya dengan baik hingga tidak satu pun yang terlewatkan. Dengan ditemani saudara laki-laki, Tameru pun pergi ke pantai dekat batu datar. Malam harinya, Tameru kembali bertemu dengan ikan hiu itu. Kini usianya telah satu tahun. Tubuhnya tidak lagi kecil seperti dulu. Tubuhnya sudah sebesar perahu. Ia berterima kasih karena Tameru telah melaksanakan permintaannya dengan baik. Sejak saat itu wanita hamil pantang mengunjungi pantai sebelah barat. Dan pada bulan Juni, di dekat alur laut yang di sebut Nam Dabdubal, banyak sekali ikan hiu yang berkumpul di tempat itu. Saat ini, di desa Adodo masih terdapat orang yang sudah botak sejak lahir dan bergigi halus dan tajam seperti hiu. Konon, itu adalah akibat dari ibu mereka yang melanggar pantangan untuk tidak pergi ke pantai sewaktu hamil. Pesan Moral Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu patuh akan nasihat orangtua. Jangan mencoba untuk melanggar semua petuah yang diberikan oleh orangtua. Sebab, ada hal yang baik di balik semua petuah ataupun larangannya. - Danau Tolire Merupakan salah satu objek wisata di Ternate, Maluku Utara. Danau Tolire berada di kaki Gunung Gamalama berjarak sekitar 10 km dari pusat keramaian di Ternate. Danau Tolire terbagi menjadi dua jenis, yaitu Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Tolire Kecil berjarak sekitar 200 m dari Tolire Besar. Selain ramai dikunjungi oleh wisatawan, danau ini menyimpan kisah menarik mengenai asal usulnya dalam budaya tradisi lisan masyarakat Maluku. Baca juga Carita Rakyat Batu BaliangAsal Usul Danau Tolire Menurut cerita rakyat Maluku, dulunya danau ini adalah sebuah perkampungan. Perkampungan ini bernama Tolire. Masyarakatnya hidup dengan sejahtera dan berpegang teguh dengan adat istiadat kampung. Ritual-ritual keadatan dijalankan dengan khidmat dan seksama oleh masyarakat Tolire setiap harinya hingga sampai pada suatu perhelatan. Suatu ketika, kampung Tolire mengadakan pesta besar bersama seluruh masyarakatnya, tanpa terkecuali para tokoh-tokoh adat setempat. Hidangan makanan beserta alunan musik biola mengiringi jalanannya pesta besar di kampung Tolire.

cerita rakyat dari maluku tenggara